Mbah Toyik Kudus & Bib Ali Mayong
Bib Ali Mayong
Kisah
ini semata-mata hanya untuk menambah kecintaan dan ketaatan pada guru
(Abah / maulana Habib Luthfi ibn Ali Yahya), juga berharap sesama murid
Abah agar saling mengenal “Li Taa rofu” semoga semua dalam jalinan rahmat Allah SWT. Amiin.
Mbah Toyik & Bib Ali Mayong
Mbah Toyik (K.H Thoriq)
kyai asal kota Kudus Jawa Tengah. Beliau kakak seperguruan al-faqir di
tempat Abah, berperawakan kurus dan berkacamata. Kalau pergi ke Kudus al
faqir mampir ke beliau, ramah bersahabat dan ilmu dalam namun tawadhu
luar biasa, maka saya pribadi menganggap beliau sebagai guru. Apa-apa
yang diajarkan abah (kala al faqir berhalangan ngaji) beliau sampaikan,
dengan bahasa yg sederhana namun mengena. Adapun ikhwal kyai “khos” ini
menjadi murid abah adalah dimulai dari kisah seorang mursyid tua kala
itu (Habib Ali Mayong) dijuluki mayong karna berasal dari kota
Mayong-Jepara.
Alkisah pada suatu hari,
sang guru mengajak muridnya (kyai Thoriq) untuk diajak ke Pekalongan
(pertama kali sang kyai dikenal kan Abah). Dengan menaiki becak
langganan sang Habib Ali Mayong bilang, “Pak anter nggih teng
Pekalongan..(antar ke Pekalongan ya Pak)”, tentu saja tukang becak
terbelalak, “Ampun bib, kulo mboten sagah (saya tidak sanggup) jawab
tukang becak. Habib Ali tersenyum lalu berucap, “Wis sampeyan asal
nggenjot ora usah mikir, mengko nek ora kuat mandeg ke mawon (sudah tdk
usah pake mikir asal kayuh aja, ntar kalau capek berhenti). Satu..dua
perlahan dikayuh pedal becak, dan meluncur kea rah Demak menuju
Pekalongan, kadang dihibur si tukang becak oleh Habib dng diajak
ngobrol.
Tak berapa lama, habib
bilang, “Belok kanan nyebrang Pak..”. Tukang becak pun melihat kiri dan
kanan kemudian menyebrang, lalu sampai di gang Habib member aba-aba
untuk berhenti. “Niki pundi Bib, terose ajeng teng Pekalongan kok mandap
mriki ?” (Ini daerah mana Bib,katanya mau ke Pekalongan kok turun
disini ?) Tanya tukang becak. Habib menunjuk salah satu plang toko yg
bertuliskan alamat dan nama jalan, “Lha iku wis tekan Pekalongan”.
Dengan penasaran tukang becak membaca “Duh gusti, lha nggih pun dugi
Pekalongan, kok mboten kroso kulo ?” ( Ya Tuhan, lha bener sudah sampai
Pekalongan, kok tidak berasa ya ?).
“Sampeyan nunggu mriki,
nggih. Ki nek arep wedangan..sambil menyerahkan uang (kamu nunggu sini
ya, ini kalau mau minum teh atau nyemil). Di kediaman abah, sudah
selesai masak dan bikin hidangan, rupanya abah juga merasa kalau ada
salah satu guru yang akan berkunjung ke rumah beliau (Subhanallah). Ucap
salam sang habib bertemu abah, pelukan dan beramah tamah. Kemudian
disampaikan maksud bahwa beliau (Habib Ali) dpt petunjuk utk ajak
muridnya ke tempat abah. Abah bilang “Yo wis kersane pengeran, siapa yg
ditakdirkan Allah untuk mem-baiat sang murid (kyai thoriq) antum apa
ana..”. Habib Ali tersenyum dan setuju. Giliran pertama habib Ali
memberi award singkat, sang murid melaksanakan. Satu jam berlalu dng
khusyu’ sang murid di Tanya gurunya (habib Ali) “Bagaimana kyaine ? sdh
ada isyarah ?. Sang murid kyai Thoriq menggeleng, “Ngapunten bib dereng
enten pitedah” (Mohon maaf bib belum dapat petunjuk).
Kemudian Habib Ali Mayong
mempersilahkan Abah (Habib Luthfi), “Tafadhol..(silahkan). Lalu abah
mendekati sang murid, perlahan memberi arahan amalan pendek. Setelah
mengikuti petunjuk abah sang murid pun tertidur pulas. Satu jam
berikutnya terbangun sang murid dan tergopoh-gopoh menghampiri gurunya
(yang sedang berdialog dng abah). “Biib..biib ngapunten (Bib..bib maaf
permisi) rupanya dlm mimpi sang murid bertemu Rosulullah SAW sedang
menggandeng pemuda di sebelah kanan nya. Sedang satu lagi ada habib
duduk dibawah disamping kiri nabi.
“Hagag hadza..tafadhol ya
habib..(ini punya mu ya habib) habib Ali Mayong berkata pada Abah dng
wajah berseri. Rupanya mimpi tadi bermakna lelaki muda tadi adalah abah
yg di gandeng baginda Nabi sedang yang terduduk adalah habib Ali Mayong.
Lalu saat itu juga dengan disaksikan Habib Ali gurunya, sang Kyai pun
di baiat oleh Habib Luthfi (abah).
Rupanya pertemuan di
Pekalongan dengan abah, adalah pertanda dari Allah untuk sang kyai.
Al-Habib Ali Shihab alias Habib Ali Mayong beberapa minggu kemudian
berpulang ke haribaan Nya..Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un. Dan yang
paling menyedihkan adalah kala abah memberi isyarah pada Kyai (dlm
mimpi) utk segera menemui gurunya, namun tidak segera di penuhi. Sebab
sang Kyai ragu, pertanda tersebut dari mimpinya bukan langsung di
sampaikan Abah. Kyai Thoriq kaget bukan kepalang ternyata benar terjadi,
namun beliau (sang guru) telah wafat. Di rumah duka tersebut beliau
berjumpa dg abah yg tiba duluan. ( Salam Kangen Kyai, smoga antum selalu
sehat wal afiat, doakan ana biar sampai thariqahnya seperti halnya
antum Amiin .) Nah sekarang anda semua tambah saudara lagi beliau Kyai
Thariq, kadang kliwonan mampir ke abah, tapi rutin nya tiap peringatan
Maulid di Kanzus beliau selalu hadir. Afuan minna.
-DIPS-
No comments:
Post a Comment